Pembantu rumah tangga di Singapura, Gelerina Hernandez (kanan), bersama majikannya, Tara Dhar Hasnain. (Foto: Istimewa)

SINGAPURA, iNews.id – Gelerina Hernandez (49) tak bisa menemani suaminya saat menemui ajal. Dia hanya bisa menyaksikan sang suami di akhir hayatnya lewat panggilan video alias video call.

Gelerina adalah warga negara Filipina yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura. Dia tak bisa pulang ke negaranya lantaran Pemerintah Singapura memberlakukan pembatasan perjalanan di tengah pandemi Covid-19.

Majikan Gelerina, Tara Dhar Hasnain (71) membantunya melewati masa-masa sulit tersebut. Tara duduk di sampingnya, sekitar pukul 16.00 pada 6 Oktober tahun lalu. Mereka saat itu berada di dalam apartemen Tara di kawasan Ulu Pandan.

Melalui panggilan video, majikan dan pembantu rumah tangga itu bersama-sama menyaksikan detik-detik suami Gelerina yang berusia 53 tahun terbaring sekarat di ranjang rumah sakit di San Fernando, Filipina. Pria itu terserang kanker tenggorokan dan tidak dapat berbicara.

Mengetahui ajal suaminya sudah dekat, Gelerina —yang tidak bisa pulang kampung untuk menemani lelaki itu di rumah sakit karena kesulitan perjalanan di tengah pandemi Covid-19—mengatakan kepada suaminya untuk tidak mengkhawatirkan ketiga buah hati mereka. 

Perempuan itu juga berjanji akan merawat anak-anak mereka. Tak lama setelah mengucapkan janji itu, sang suami pun berlalu.

Suami Gelerina meninggal sehari sebelum ulang tahun pria itu yang ke-54. Sampai hari ini, Gelerina belum bisa pulang ke rumahnya di Filipina sejak kematian orang yang dia cintai itu.

“Sangat sulit bagi saya untuk menerima bahwa dia telah pergi, tetapi lebih sulit untuk menghadapinya ketika saya jauh dari keluarga saya, anak-anak saya,” kata Galerina yang terakhir kali pulang kampung pada November 2019. 

Sebagai majikan, Tara mencoba melakukan yang terbaik untuk pembantunya itu. Dia berusaha menghibur dan menenangkan hati Gelerina saat menghadapi momen yang menyesakkan dada itu. 

“Kami menyaksikannya (suami Gelerina) mengembuskan napas terakhir, dan kemudian matanya tertutup. Peristiwa itu sangat, sangat sulit untuk disaksikan,” kata Tara kepada The Straits Times, belum lama ini.

Tak hanya menghibur hari Gelerina, Tara juga memberikan uang kepada pembantunya itu, untuk biaya pemakaman sang suami. Dia juga mengundang salah satu teman Gelerina di Singapura ke apartemennya untuk menemani perempuan yang sedang dirundung duka itu.

Menurut Tara, para majikan perlu menunjukkan lebih banyak empati dan pengertian kepada para pembantu rumah tangga mereka, apalagi di tengah tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.

“Kita harus memiliki rasa kemanusiaan yang mendasar dan bertanya pada diri sendiri bagaimana perasaan kita jika kita berada dalam situasi mereka,” ucap Tara yang juga pensiunan dosen universitas itu.

“Pekerja rumah tangga biasanya sangat dekat dengan keluarganya dan banyak dari mereka meninggalkan suami dan anak-anaknya dan bekerja untuk kita. Sudah dua tahun sejak Covid-19, dan tragedi seperti itu pasti akan terjadi saat ini, dan kita perlu tunjukkan pada mereka kemurahan hati,” tuturnya. 

Gelerina berasal dari Bacnotan, La Union, Filipina, sekitar 280 km dari Ibu Kota Manila.

Dia dan mendiang suaminya memiliki tiga anak, yaitu seorang putri berusia 27 tahun yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, dan; dua putra masing-masing berusia 15 dan 16 tahun, yang masih duduk di bangku sekolah menengah. 

Ketiga kakak beradik itu tinggal bersama di rumah orang tua mereka.


Editor : Reza Yunanto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network