5 Kepala Negara Bersahabat dengan Presiden Soekarno, Nomor 3 Berikan Pesawat Ilyushin IL-14
PONTIANAK, iNews.id – Sejumlah kepala negara bersahabat dengan Presiden Soekarno pada zaman pemerintahannya menarik untuk disimak. Persahabatan itu menghasilkan hubungan baik antara kedua negara sampai saat ini.
Presiden Soekarno memiliki kepribadian kharismatik dan percaya diri sehingga mudah akrab dengan pemimpin negara lain. Sikap ini menjadikan sejumlah kepala negara menjalin persahabatan yang baik dengan Soekarno.
Pergaulan internasional Soekarno bahkan menyentuh kepala negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Setelah bersitegang dengan Amerika Serikat, Indonesia kembali menjalin hubungan baik lewat persahabatan Soekarno dan John Fitzgerald Kennedy. Soekarno menganggap JF Kennedy memiliki pikiran progresif dan banyak persamaan.
Pertemuan pertama Soekarno dengan Kennedy terjadi 1961. Saat itu, Soekarno datang ke Gedung Putih atas undangan Kennedy. Kedatangan Soekarno disambut dengan baik oleh Kennedy.
Mereka tampak akrab berbincang tentang kedua negara. Kennedy berjanji akan datang ke Indonesia. Soekarno juga antusias dan menyiapkan tempat penyambutan khusus di Istana Merdeka.
Namun, kunjungan itu tidak pernah terjadi karena Kennedy tewas ditembak pada 1963.
Fidel Castro saat menjabat Presiden Kuba menjalin persahabatan dengan Soekarno. Mulanya, pejuang revolusi Kuba, Che Guevara berkunjung ke Indonesia tahun 1959.
Dia merupakan wakil resmi Kuba untuk mendiskusikan hubungan dagang. Soekarno dan Che cocok karena sama-sama penuh energi dan bergaya informal.
Che pun mengundang Soekarno untuk berkunjung ke Kuba. Pada 1960, Soekarno mendatangi Kuba. Kedatangan Soekarno disambut baik oleh Fidel Castro di Bandara Havana.
Rakyat Kuba juga turut menyambut kedatangan Soekarno dengan berdiri di sepanjang jalan sambil memegang poster bertuliskan ‘Viva President Soekarno’.
Soekarno dan Castro berdiskusi tentang kemandirian ekonomi. Keduanya sepakat tidak mau didikte Amerika Serikat. Castro mendapatkan hadiah keris dari Soekarno. Mereka tertawa sembari bertukar tutup kepala.
Soekarno memakai topi ala komandan militer khas Castro. Sebaliknya, Castro mengenakan kopiah khas Soekarno.
Soekarno terkenal dekat dengan Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev. Mereka bahkan telah menjalin persahabatan saat Khrushchev masih menjabat sebagai pemimpin Partai Komunis Uni Soviet (1953–1954).
Soekarno dan Khrushchev memiliki kesamaan ideologi dengan menentang kolonialisme dan imperialisme. Berkat persahabatan itu, Indonesia kejatuhan bantuan dana besar.
Pemerintah Uni Soviet bahkan memberikan hadiah pesawat Ilyushin IL-14. Soekarno menamakannya Dolok Martimbang dan menjadi pesawat kepresidenan.
Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito tergabung dalam kelompok pendiri Gerakan Non Blok (GNB) bersama Presiden Soekarno. Saat itu, dunia terbagi atas Blok Barat dan Blok Timur.
Indonesia dan Yugoslavia bersama sejumlah negara lain memilih kelompok netral dan mendirikan Gerakan Non Blok.
Gerakan itu memunculkan persahabatan antara Josip Broz Tito dan Soekarno. Tito suka mengajak Soekarno ke night club mewah di Beograd.
Soekarno juga kerap memberikan hadiah kepada Tito, antara lain angklung dan patung kayu God Shiva on The Garuda.
Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser menjalin persahabatan dengan Presiden Soekarno. Mereka juga tergabung dalam pendiri Gerakan Non Blok.
Mesir memiliki hubungan baik dengan Indonesia sampai saat ini. Apalagi, Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Soekarno berkali-kali mengunjungi Mesir. Bersama Nasser, presiden pertama Indonesia itu pernah sama-sama berdoa di Masjid Al Azhar, Kairo. Rakyat Mesir pun sangat menghargai Soekarno. Kairo bahkan menamakan salah satu jalannya sebagai Ahmed Soekarno.
Editor: Kurnia Illahi