BPBD Kapuas Hulu: Banjir Mulai Surut, Warga Bersihkan Rumah
JAKARTA, iNews.id – BPBD Kapuas Hulu menyebut banjir besar yang terjadi sejak awal pekan terpantau mulai surut pada Rabu (25/8/2021). Tercatat ada 1.355 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir tersebut.
"Kami sudah melakukan upaya mitigasi dengan mengirimkan surat kepada seluruh Kecamatan dibawah Kabupaten Kapuas Hulu, mengenai potensi banjir akibat kondisi cuaca ekstrem berdasarkan prakiraaan BMKG," ujar Erna, Staff BPBD Kabupaten Kapuas Hulu saat dihubungi melalui telepon, Kamis (26/8/2021).

Pascabanjir para warga bergotong royong untuk membersihkan tempat tinggal dari material lumpur dan sampah yang terbawa pada saat terjadi banjir. Tercatat kebutuhan mendesak saat ini antara lain makanan pokok, makanan pelengkap dan air bersih.
BPBD Kapuas Hulu juga berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengingatkan warga terhadap potensi bahaya banjir. Bentuk peringatan dini ini disampaikan melalui surat yang ditujukan kepada seluruh Kecamatan dibawah wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
"Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat mengambil langkah-langkah mitigasi dalam mengurangi bahaya risiko banjir," katanya.
Banjir yang dipicu hujan berdurasi panjang ini tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka. BPBD mencatat sebanyak 1.355 KK atau 3.025 jiwa terdampak. Selain menyebabkan beberapa wilayah terendam, banjir ini juga mengakibatkan 29 fasilitas umum terdampak. Tinggi muka air pada saat terjadi banjir berkisar antara 1,5 hingga 3,5 meter.
Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan total wilayah kecamatan, sebanyak 25 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi tersebut. Tiga Kecamatan diantaranya Kecamatan Boyan Tanjung,, Kecamatan Mentebah, Kecamatan Bunut Hulu.
Waspada peringatan dini juga sudah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa prakiraan cuaca hingga Jumat (27/8) besok, potensi dampak hujan lebat masih dapat terjadi di wilayah Kalimantan Barat dengan status waspada.
Editor: Reza Yunanto