Nadiem Makarim Bermalam di Asrama SMK saat Kunjungi Perbatasan RI-Malaysia
PONTIANAK, iNews.id - Nadiem Makarim mengunjungi perbatasan RI-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) ini memilih bermalam di salah satu asrama sekolah kejuruan.
"Saya sengaja memilih untuk menginap di SMK Negeri 1 Entikong ini karena saya ingin mengetahui langsung bagaimana suasana belajar dan apa saja yang kurang," kata Nadiem di Sanggau, Rabu (26/10/2022).
Alasan lain, Nadiem ingin bernostalgia lantaran pernah merasakan tinggal di asrama selama mengenyam pendidikan. Nadiem mengaku bersyukur bisa berada di sekolah yang berlokasi di perbatasan dan mendengar langsung aspirasi para siswa dan tenaga pengajar.
"Saya tahu sekolah ini ada tiga guru mengikuti Program Guru Penggerak dan berani menerapkan Kurikulum Merdeka. Luar biasa semangat transformasinya," tuturnya.
Nadiem mengatakan, kehadiran dirinua di sekolah daerah terdepan ini untuk menangkap aspirasi warga sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan untuk memastikan manfaat kebijakan dan program Merdeka Belajar dirasakan seluruh pemangku kepentingan.
Nadiem menjelaskan, Merdeka Belajar memberikan kepercayaan kembali kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sekolah diberikan otonomi. Guru diberikan kebebasan untuk fokus mengajar dan mulai terlepas dari beban kerja administratif.
"Murid diberikan kebebasan untuk mendalami minat dan bakatnya. Saya ingin melalui Merdeka Belajar, bersekolah itu menjadi menyenangkan dan benar-benar berguna," katanya.
Salah satu contonya SMK Pusat Keunggulan yang diluncurkan sebagai salah satu episode Merdeka Belajar. Kalau ada industri yang berkontribusi, Kemendikbudristek juga memberikan dana padanan.
"Kenapa kami melakukan itu? Kami ingin SMK di Indonesia tersambung dengan industri secara maksimal," tuturnya.
Penyesuaian pemanfaatan Dana BOS yang juga menjadi salah satu episode Merdeka Belajar turut dijadikan contoh Nadiem ketika mengelaborasi apa yang dimaksudnya dengan memberikan otonomi kepada sekolah.
"Dana BOS yang sekarang besarannya lebih berpihak kepada sekolah-sekolah di daerah 3T juga kini ditransfer langsung ke sekolah. Kami percaya kepala sekolah lah yang paling tau apa yang dibutuhkan guru dan muridnya untuk mencapai hasil belajar yang terbaik," katanya.
Editor: Reza Yunanto