Keesokan harinya nelayan itu pergi mencari ikan dengan jalan. Seperti telah diduga, dia bisa menangkap ikan lebih banyak dan ukuran yang lebih besar.
Ikan yang ditangkap tak hanya cukup untuk makan, tapi juga bisa dijual ke pasar. Sejak menggunakan jala itulah kehidupan keluarga nelayan itu semakin membaik.
Suatu saat nelayan itu pergi mencari ikan bersama anak tertuanya. Namun tak diduga sampai siang mereka tak nmendapat ikan meski telah menebar jala.
Tak mau putus asa, mereka mencoba mencari ikan di bagian hilir yang lebi dalam. Setelah melempar jala dan hendak menariknya, mereka merasakan sesuatu yang berat.
Nelayan dan anaknya mengira akan mendapat ikan yang lebih banyak dan berukuran besar. Sekuat tenaga mereka mengangkat jala dari dalam sungau.
Alangkah kagetnya mereka saat jala tersebut diangkat ternyata bukan ikan isinya. Di dalam jala malah terdapat rantai emas.
Nelayan itu dan anaknya terus menarik emas itu ke atas perahunya sampai tidak sadar perahu semakin berat karena tak mampu memuat rantai emas yang semakin menumpuk.
Perahu yang mereka naiki semakin tertekan ke bawah karena kelebihan muatan, hingga akhirnya air perlahan mulai masuk ke perahu.
Tanpa disadari perahu yang mereka naiki akhirnya tenggelam karena tak kuat menampung rantai emas yang diangkut ke perahu.
Saat hendak tenggelam, nelayan itu dan anaknya berteriak minta tolong. Namun tak ada satu pun yang mendengar hingga keduanya tenggelam ke dalam air.
Perahu berisi rantai emas itu pun tenggelam bersama keduanya. Sejak itulah, daerah tempat tenggelamnya nelayan dan anaknya itu disebut Kampung Tangga Mas.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait