Prajurit Kopassus saat berlatih tempur di kawasan hutan lebat. (Foto: Intagram Kopassus Komando)

Operasi Dwikora dipicu rencana Federasi Malaysia untuk menggabungkan Brunei, Sabah, dan Sarawak pada 1961, mengakibatkan serangkaian pertempuran untuk mempertahankan tanah masing-masing. Indonesia menolak gagasan ini karena Presiden Soekarno beranggapan Federasi Malaysia merupakan bentuk neokolonialisme.  

Awalnya, bentuk konfrontasi melibatkan pasukan TNI itu disamarkan. Namun karena konflik semakin memanas, pasukan tidak lagi bersembunyi. Malaysia mendapat bantuan pasukan Inggris dan turut membawa tentara bayaran Gurkha. 

Gurkha atau Gorkhali merupakan tentara Nepal yang berperang dengan Kongsi Dagang Hindia Timur Britania (East India Company) pada 1814. Ketika itu Inggris mendeklarasikan perang terhadap Nepal. Dalam pertempuran itu Inggris terkesan dengan daya juang Gurkha yang kemudian mengajak pasukan ini masuk dalam kesatuan mereka. 

Prajurit Kopassus siap tempur. (Foto: Intagram/Kopassus Komando)

Banyak cerita tentang keberhasilan RPKAD dalam memukul mundur pasukan Gurkha kembali ke perbatasan Malaysia. 

Selain pertempuran dengan pasukan Gurkha, Kopassus juga sempat bertempur dengan pasukan elite asal Inggris, Special Air Service (SAS). Pada April 1965, TNI mengirimkan batalyon 2 RPKAD ke Balai Karangan, Kalimantan Barat untuk menghancurkan pos musuh yang hanya terletak sekitar 1 kilometer di Desa Mapu. 

Pos ini sering digunakan tentara Inggris untuk menyusup ke wilayah Indonesia. Bersama tentara Inggris, pos tersebut juga dijaga oleh satu kompi British Paratrooper dan beberapa personel SAS.


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network