6 Tradisi Suku Dayak, Nomor 5 Untuk Mencari Musuh
JAKARTA, iNews.id - Tradisi Suku Dayak Kalimantan selalu menarik untuk disimak. Suku yang sudah familiar di kalangan masyarakat Indonesia ini terkenal karena keramahannya. Suku dayak masih memegang erat tradisi nenek moyang hingga saat ini.
Suku Dayak mempunyai beberapa suku turunan diantaranya Dayak Ngaju, Dayak Apo Kayan, Dayak Iban, Dayak Klemantan, Dayak Murut, Dayak Punan, dan Dayak Ot Danum. Belum banyak yang tau kalau Suku Dayak mempunyai tradisi yang unik.
Berikut Tradisi Suku Dayak yang menarik untuk dibahas:
Tiwah merupakan upacara kematian Suku Dayak yang menganut Agama Hindu. Upacara ini merupakan golongan tradisi yang memerlukan biaya tinggi untuk keperluannya dan lama selama 7-40 hari.
Keperluan yang dibutuhkan berupa hewan kerbau atau sapi untuk dikorbankan, penyajian makanan untuk warga suku dayak, dan sesaji untuk roh kepercayaan. Oleh karenanya, upacara adat Tiwah ini biasa diperuntukkan untuk puluhan jenazah.
Tujuan dari upacara Tiwah ini adalah untuk mengantarkan roh jenazah bertemu dengan sang pencipta di Lewu tatau atau surga. Di awal upacara biasanya ada tarian adat Manganjan, pukulan gong dan Bukung.
Tradisi Suku Dayak yang satu itu adalah memanjangkan kuping seseorang secara turun temurun. Tradisi ini menandakan tingkat kebangsawanan di kalangan Suku Dayak.
Bagi wanita Suku Dayak, semakin panjang kupingnya maka akan semakin cantik dirinya. Biasanya, Wanita akan memanjangkan kuping sampai batas dadanya sedangkan Pria sampai bahunya.
Kuping dipanjangkan dengan dipasangkan anting logam yang besar sebagai pemberatnya. Jumlah dan ukuran anting disesuaikan dengan keperluan ukuran panjang kupingnya.
Tedak merupakan tradisi mentato tubuh yang dilakukan oleh orang Suku Dayak. Suku Dayak meyakini bahwa tato yang ditempelkan memiliki makna tersendiri seperti kekuatan, hubungan dengan tuhan, perjalanan hidup dan menandakan kedewasaan.
Pria yang menggunakan tato berbentuk bunga terong menandakan pria tersebut sudah sampai pada fase dewasa. sedangkan kedewasaan wanita ditandai dengan mentato kaki dengan bentuk tedak kasa atau ukiran tato khas dayak.
Tradisi nganyau tidak dilakukan oleh seluruh Suku Dayak karena tradisi ini terbilang mengerikan dan ekstrim. Suku Dayak Iban dan Kenyah yang masih mempertahankan Nganyau.
Carl Bock dalam bukunya yang berjudul The Head Hunters of Borneo menciptakan citra berburu kepala musuh yang dilakukan oleh Suku Dayak. Bagi suku Iban, Ngayau sangat berkaitan erat dengan tradisi Tiwah untuk arwah yang diantarkan ke langit ke tujuh.
Tradisi untuk mencari musuh khas Suku Dayak ini penting dilakukan saat berperang. Pada cerita masyarakat yang beredar, tradisi ini akan menjemput ruh dengan burung antang dan memberikan informasi letak musuh berada.
Selain itu, Manajah Antang juga dapat digunakan untuk mencari petunjuk lain, seperti mencari barang atau orang yang hilang. Tujuan lain dari tradisi ini adalah untuk menciptakan keamanan, kesejahteraan dan kelayakan hidup.
Tradisi yang dilakukan saat ada orang suku dayak yang meninggal ini berlangsung selama tujuh hari. Biasanya jenazah yang bingin dikebumikan akan diiring-iringi dengan musik dan tarian.
Di tengah tradisi ini pemuka adat Suku Dayak akan membacakan mantra dan doa untuk jenazah. Para warga juga akan memotong kayu yang nantinya akan dibuang untuk menghilangkan sial.
Itulah 6 Tradisi Suku Dayak yang unik dan masih dipertahankan hingga saat ini. Warisan nenek moyang yang bernilai positif harus terus dilestarikan agar anak cucuk kita dapat menyaksiakannya.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto