get app
inews
Aa Text
Read Next : Cepat Tanggap dan Peduli, Legislator Partai Perindo Beri Bantuan ke Korban Banjir di Bitung

Banjir Landa 6 Kabupaten di Kalbar, 148.693 Warga Terdampak 606 Jiwa Mengungsi 

Jumat, 31 Januari 2025 - 16:21:00 WIB
Banjir Landa 6 Kabupaten di Kalbar, 148.693 Warga Terdampak 606 Jiwa Mengungsi 
ENam kabupaten di Kalimantan Barat terendam banjir akibat cuaca ekstrem sejak pertengahan Januari 2025. (Foto: BNPB)

JAKARTA, iNews.id - Banjir yang melanda enam kabupaten di Kalimantan Barat sejak pertengahan Januari 2025 lalu hingga kini belum kunjung surut. Akibat banjir ini, sebanyak 148.693 jiwa terdampak dan sedikitnya 606 jiwa mengungsi.

Banjir dengan ketinggian rata-rata mencapai dua meter terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah 'Provinsi Seribu Sungai' ini. 

Wilayah terdampak banjir tersebut antara lain Kabupaten Sambas, Landak, Mempawah, Bengkayang, Kota Singkawang, dan Kubu Raya. 

Banjir besar yang melanda Kalbar kali ini disebut akibat cuaca ekstrem berupa Monsoon Asia, pasang air laut, dan La Nina lemah terjadi secara bersamaan. 

Menanggapi bencana banjir ini Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan perlunya kewaspadaan dini pada potensi bencana hidrometeorologi basah di Kalbar. Menurutnya, tantangan Provinsi Kalbar saat ini bukan hanya kebakaran hutan dan lahan, namun banjir juga harus menjadi perhatian.

"Mempawah sampai kantor Bupati terendam. Informasi yang kami terima, banjir seperti ini baru terjadi tahun ini, padahal menurut BMKG curah hujan yang turun hanya 150mm, tidak terlalu besar, ini perlu menjadi perhatian," kata Suharyanto dalam keterangan resminya, Jumat (31/1/2025).

Suharyanto menjelaskan, BNPB telah memiliki peta risiko bencana Provinsi Kalimantan Barat tahun 2025. Peta ini menunjukkan tiga wilayah dengan potensi risiko tinggi bencana banjir adalah Kabupaten Sambas, Mempawah, dan Sanggau. 

"Ternyata banjir yang terjadi sesuai dengan prediksi. Tiga daerah tersebut terjadi banjir diawal tahun ini. Maka jika kita berpedoman pada peta tersebut, Kepala Daerah harus cepat melakukan langkah-langkah penanganan," ujar Suharyanto.

"Begitu juga dengan longsor, sudah ada petanya. Tolong bagi Pemkab sadar betul, di wilayah yang lahannya kritis, masyarakat yang tinggal di tebing-tebing diperingatkan karena biasanya kejadian longsor terjadi di malam hari, saat warga sedang tidur lelap. Longsor ini hanya butuh beberapa detik untuk merusak," kata Suharyanto.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut