BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Kalbar, Cegah Karhutla di Musim Kemarau

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak 25 Juni hingga 5 Juli 2024. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dalam pelaksanaan OMC di Kalbar bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, BRGM, BPBD Kalbar dan Pemprov Kalbar. Kegiatan ini juga didukung armada CASA 212-200 milik Skadron 4 Lanud Abdurachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
“Bulan Juli hingga September 2024 secara historis terjadi puncak karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap kebakaran lahan,” ujar Dwikorita di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Menurutnya, berdasarkan data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) yang dipublikasikan Badan Restorasi gambut dan Mangrove (BRGM) saat ini menunjukkan sebagian besar lahan gambut di Kalbar sudah mengering serta ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm. Ketinggian muka air tanah gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan.
"OMC ini sangat penting dilakukan sebagai upaya BMKG bersama stakeholder dalam mencegah karhutla terjadi di Kalbar," katanya.
Sebab jika terjadi karhutla dan meluas, dampak negatif yang dihasilkan akan sangat buruk bagi masyarakat luas.
“Berdasarkan data Sipongi KLHK, tahun 2023 terindikasi lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektare. Tentunya ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa,” ucapnya.
Sementara Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan saat ini telah disiapkan sebanyak 13 ton NaCI Powder yang akan disemai di langit Kalbar. Adapun target penyemaian diutamakan di daerah rawan karhutla, yakni lahan gambut di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Ketapang, Sambas, Sintang, Sekadau dan Kabupaten Sanggau.
“Strategi penting yaitu tim pelaksana OMC harus aktif memantau data Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) setiap harinya. Daerah mana yang nilainya sudah kurang dari 40 cm sehingga rawan terbakar perlu dijadikan sebagai prioritas daerah target penyemaian awan,” ujar Seto.
Dia menjelaskan, hasil analisis BMKG wilayah Kalbar termasuk ke area Non-ZOM dan dari prakiraan sifat hujan pada Juni dan Juli, diprakirakan normal dan bawah normal untuk Kabupaten Kubu Raya. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi karhutla di wilayah tersebut sebagaimana terjadi di tahun sebelumnya.
Kendati demikian, BMKG secara berkala akan terus memantau titik panas di wilayah Kalbar untuk memitigasi terjadinya karhutla.
“Harapan dari kegiatan OMC ini terjaganya kebasahan lahan gambut di wilayah Kalbar sehingga akan sulit terbakar ketika memasuki puncak musim kemarau,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw