Evaluasi PPKM, Wakil Wali Kota Pontianak: Warga Pakai Masker karena Terpaksa

PONTIANAK, iNews.id - Wakil Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Bahasan mencatat, evaluasi diterapkannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) secara ketat mulai tanggal 14 Juni 2021 hingga 14 hari ke depannya. Hasilnya, hingga kini masih banyak masyarakat tidak percaya adanya pandemi Covid-19.

"Hal itu bisa dilihat masih banyaknya masyarakat yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti masih suka nongkrong di warung kopi dan sebagainya," kata Bahasan, Kamis (24/6/2021).

Baca Juga

Edy Rahmayadi Perpanjang PPKM Mikro di 10 Daerah hingga 5 Juli, Ini Detailnya

Meskipun begitu, menurut dia, Satgas Covid-19 Kota Pontianak terus melakukan imbauan dan sosialisasi, agar masyarakat menerapkan atau menaati protokol kesehatan. Beberapa di antara warga yang mengenakan masker lebih takut ditegur petugas bukan karena kesadaran bahaya Covid-19.

"Dari evaluasi kami sementara seminggu lebih diterapkannya PPKM, masih banyak masyarakat yang menggunakan masker karena keterpaksaan, seperti karena takut ditegur oleh petugas dan lainnya," katanya lagi.

Baca Juga

Berlakukan PPKM Mikro, Boyolali Terapkan Jam Malam

Dalam kesempatan itu, dia mengajak semua masyarakat Kota Pontianak agar bersabar dan menahan diri untuk menyukseskan PPKM secara ketat mulai tanggal 14 Juni 2021 hingga 14 hari ke depannya, dengan tetap menerapkan 5M, yaitu menggunakan masker, rajin cuci tangan menggunakan sabun, jaga jarak, menjauhi kerumunan, dan selalu menjaga stamina tubuh, karena saat ini tingkat ketertularan sangat tinggi.

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Leo Joko Triwibowo mengatakan, bersama Pemerintah Kota Pontianak dan TNI terus bersinergi dalam menerapkan PPKM untuk mencegah atau memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga

PPKM Mikro, Kawasan Wisata Ancol Tutup Mulai Hari Ini

"Intinya kami siap membantu dalam penerapan PPKM di Kota Pontianak dan sekitarnya. Terkait apakah PPKM akan diperpanjang atau tidak, kami masih belum mengetahuinya," katanya.

Editor: Nani Suherni