Ini Sosok Abuya Syar'i, Ulama Legendaris Seangkatan Pendiri NU
JAKARTA, iNews.id - Tak banyak yang mengenal nama Abuya Syar'i atau Abah Syar'i. Ulama legendaris asal Banten itu seangkatan dengan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Asy'ari.
Dia satu-satunya murid ulama besar Syekh Nawawi Al Bantani yang masih hidup. Usianya sudah lebih dari 140 tahun dan sangat sepuh.
Meski sebagai ulama legendaris, Abah Syar'i selalu tampak sederhana dan bersahaja saat menerima tamu di padepokan miliknya.
Hal itu terungkap setelah akun YouTube Ibnu Syarif Abdul Halim mengunggah penampilan Abah Syar'i pada 22 November 2020 lalu. Dia tampak memakai baju koko putih dengan janggut panjangnya yang sudah memutih.
Padepokan Abah Syar'i berada di Ciomas, Serang, Banten. Jalan menuju padepokan berupa gubug kecil itu pun masih berupa tanah liat yang mengeras.
Meski demikian, tak sembarangan orang bisa bertemunya. Hanya orang orang tertentu saja yang bisa, salah satunya yang benar benar tulus ikhlas, dan yang benar benar bertobat.
Hal itu diungkapkan saat Prada DP menjalani sidang di Pengadilan Militer 15 Agustus 2019. Prada DP yang kala itu ditanya sama Hakim majelis mengenai pelariannya mengaku kabur ke Banten dan belajar ngaji ke padepokan Abah Syar'i.
Hakim sendiri langsung menuding bila Prada DP berbohong karena si hakim sendiri telah bertemu dengan Abah Syar'i. Di hadapan Prada DP, si hakim menyebutkan hanya orang bertobat saja yang bisa bertemu dengan Abah Syar'i.
"Abah Syar'i mau menerima orang yang benar-benar tobat. Muridnya juga sangat sedikit, saya tahu itu. Saya juga tahu dia nolak kedatangan kamu. Makanya kamu dialihkan ke tempat anak muridnya, benar apa tidak," tanya majelis hakim kepada Prada DP.
Dilansir berbagai sumber, Abah Abuya Syar'i bernama KH Ratu Bagus Syah Ahmad Syar'i Mertakususuma. Ia merupakan sosok ulama yang saat ini paling diakui keberadaannya sebagai paku bumi di Banten.
Ulama yang satu ini sangat jarang dikenal oleh orang umum di Nusantara, tak jarang di Banten sendiri. Beliau memang jarang keluar terlihat publik, kesehariannya hanya berdiam di rumah dan menerima tamu yang datang kerumah.
Banyak tamu yang datang sekedar meminta doa dan barokah darinya. Beliau disebut-sebut sebagai pemegang golok ciomas, golok yang bukan sekedar golok biasa, tapi golok ini merupakan golok prasejarah yang menjadi wasilah terusirnya orang-orang badui saat mereka menyerang Banten.
Editor: Reza Yunanto