Pontianak Zona Merah Covid-19, Gubernur Kalbar Tegur Wali Kota
PONTIANAK, iNews.id - Kota Pontianak masuk dalam zona merah peta penyebaran Covid-19. Menyikapi kondisi itu, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menegur Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono agar menggencarkan upaya pencegahan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
Sutarmidji mengatakan, saat ini di Kalbar sudah ada 22 kasus kematian akibat Covid-19. Bahkan, kasus konfirmasi Covid-19 juga meningkat tiga kali lipat dan angka kematian meningkat empat kali lipat.
"Hari ini ada kabar tidak baik. Peta sebaran Covid-19 dari Satgas Pusat menyebutkan, Pontianak masuk zona merah," kata Sutarmidji di Pontianak, Senin (2/11/2020).
Selaku Ketua Satgas Provinsi, Sutarmidji berharap Wali Kota Pontianak lebih gencar melakukan pencegahan agar ibu kota Kalbar itu segera keluar dari zona mewrah. Salah satunya dengan menutup semua lokasi yang berpotensi menimbulkan keramaian.
"Tutup dulu semua tempat yang berpotensi terjadi kerumunan orang selama satu minggu. Saat ini yang dirawat di rumah sakit di Kalbar lebih dari 200 orang," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson membenarkan saat ini Pontianak masuk dalam zona merah atau risiko tinggi pada peta penyebaran Covid-19.
Sementara Kabupaten Melawi, Sintang, Kubu Raya dan Landak masuk dalam zona oranye atau risiko sedang penyebaran Covid-19. "Untuk daerah lainnya, seperti Sambas, Sanggat, Kota Singakwang, Mempawah, Bengkayang, Sekadau, Kapuas Hulu, Ketapang, dan Kayong Utara berada di zona kuning (risiko rendah)," katanya.
Harisson menambahkan, pada hari Minggu (1/11/2020), Kalbar juga mendapat tambahan kasus konfirmasi baru sebanyak 22 orang. Delapan di antaranya dirawat di RS.
Pasien konfirmasi Covid-19 tersebut berasal dari Kota Pontianak 11 orang, Kabupaten Kubu Raya 2 orang, Melawi 3 orang, Kayong Utara 3 orang, dan Landak 3 orang.
"Dengan demikian, sampai hari ini terdapat 1.675 orang kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar. Untuk kasus sembuh sebanyak 1.335 orang atau 79,70 persen dan 21 diantaranya meninggal dunia," katanya.
Editor: Maria Christina