PONTIANAK, iNews.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar operasi pasar di sejumlah lokasi untuk mengantisipasi inflasi pangan dampak kenaikan harga BBM. Pelaksanaan operasi pasar oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Operasi pasar ini kami gelar sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan nasional pengendalian inflasi pangan," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji di Pontianak, Sabtu (10/9/2022).
Sutarmidji menjelaskan, kegiatan operasi pasar bekerja sama dengan Perum Bulog Kalbar, Dinas Koperasi, Dinas Usaha Mikro Dan Perdagangan Kota Pontianak, serta CV Borneo Food Indotama.
Operasi pasar perdana dimulai pukul 07.30 WIB di Pasar Flamboyan Pontianak yang menjual berbagai kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari harga normal.
Seperti beras yang harga normalnya Rp56 ribu per lima kilogram, dijual Rp45 ribu setelah diberikan subsidi Ro2.300 per kilogram. Terdapat satu ton beras yang tersedia.
Kemudian minyak goreng premium total sebanyak 350 liter. Harga normal sebesar Rp15.800/liter dijual dengan harga Rp14.000/liter, atau subsidi Rp1.800/liter.
Gula pasir sebanyak 300 kilogram yang harga normalnya Rp14.000/kilogram, dijual Rp12.000/kilogram atau subsidi Rp1.800/kilogram.
Kemudian bawang merah total 100 kilogram dikemas per 250 ons dijual Rp7.500 atau subsidi Rp 2.000/kilogram. Telur ayam sebanyak 1.300 kilogram yang harga jual normal Rp28.000/kilogram dijual Rp26.000/kilogram atau mendapat subsidi Rp2.000/kilogram.
Menurut Sutadmiji, setelah Pasar Flamboyan, operasi pasar akan diselenggarakan di beberapa titik pasar tradisional lain yakni di Kota Singkawang dan Kabupaten Sintang. Dua kota itu bersama Kota Pontianak menjadi tolak ukur perhitungan inflasi di Kalbar.
"Akan disusul dengan operasi pasar di kabupaten lainnya," tutur mantan Wali Kota Pontianak ini.
Editor : Reza Yunanto
operasi pasar pasar flamboyan pontianak gubernur kalimantan barat kalimantan barat inflasi pangan
Artikel Terkait