Petani di Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang saat ini sudah mampu menghasilkan 80 ton dalam satu hektare. Rentang waktu masa tanam selama 10 bulan. Umbi porang itu dijual Rp7.000 per kilogram.
"Estimasi keuntungan bisa Rp560 juta," ujarnya.
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, bercocok tanam porang bisa meningkatkan perekonomian keluarga para petani lahan gambut. Untuk bibit porang didatangkan dari Madiun, Jawa Timur.
"Ke depan kami akan mulai mengembangkan bibit porang persilangan antar-provinsi ini, sehingga tidak tergantung dari bibit luar," tuturnya.
Jong Hong mengaku mulai menanam porang pada awal pandemi Covid-19 pertengahan 2020. Menurutnya, porang sangat cocok dikembangkan di Kalbar yang memiliki lahan gambut ratusan hektare.
"Saya sudah membuktikannya dengan mencoba menanam porang di tanah gambut dan ternyata hasilnya memuaskan," tuturnya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait