Petugas ATC meminta pilot untuk naik ke ketinggian 11.000 kaki karena bisa berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu 25L. Pada pukul 14.39.47, pesawat melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat 046 derajat dan mulai berbelok kiri. Lagi-lagi, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan masih tetap.
Petugas ATC memerintahkan pilot untuk menaikkan ketinggian pesawat menjadi 13.000 kaki dan dijawab pilot pukul 14.39.59. Komunikasi antara petugas ATC dan pilot Sriwijaya Air berakhir pada pukul 14.40.05 dengan posisi terakhir di ketinggian 10.900 kaki.
Kemudian pesawat mulai turun, sistem autopilot dinonaktifkan dengan arah pesawat 016 derajat. Posisi pesawat lalu naik (pitch up) dan miring ke kiri (roll). Pada pukul 14.40.10, FDR mencatat tuas (autothrottle) yang anomali tersebut tidak aktif dan pesawat mulai menukik.
"Sekitar 20 detik kemudian FDR berhenti merekam data," katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait