JAKARTA, iNews.id- Tradisi robo-robo berasal dari Kalimantan Barat. Salah satu warisan budaya yang masih bertahan hingga kini dan telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada 2016.
Tradisi yang lekat dengan suku Melayu ini diadakan pada bulan Safar dalam penanggalam Islam. Jika berkunjung ke Kalbar pada akhir bulan Safar akan dengan mudah menemukan tradisi Robo-Robo.
Seperti apa tradisi Robo-Robo di Kalimantan Barat? Berikut penjelasan lengkapnya dikutip dari laman resmi resmi indoensia.go.id
Tradisi Robo-Robo
Makan dalam keintiman di siang hari antara sebelum dan sesudah tengah hari. Menu makanan yang disajikan pastinya khas Kalimantan Barat seperti opor ayam putih, sambal udang sereh, rujak timun, ikan asam pedas.
Ada juga berbagai jenis jajanan khas Kalimantan Barat seperti bingke, sangon, jorong, putu buluh dan pisang raja. Sekarang telah ditambahkan ke menu Pengkang.
Biasanya sebelum makan bersama dibacakan doa memohon ridho Allah SWT. Agar disingkirkan dari musibah, kesusahan dan digantikan dengan kebahagiaan dan rejeki yang melimpah.
Setelah selesai makan, kembali berdoa kepada Allah Subhanawata'ala. Mereka tetap meminta agar Kalbar dan masyarakatnya tidak dibebani kesulitan.
Sebelum orang kembali ke rumah mereka, ada ritual lain yang harus dilakukan. Yakni, membuang berbagai jenis makanan ke sungai hingga tenggelam di arus sembari berdoa kepada Allah Subhanawata'ala agar alam senantiasa memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Kalbar.
Ritual pembacaan doa ini sebelum dan sesudah makan bersama dikenal oleh masyarakat Kalimantan Barat sebagai doa berkah. Membuang beberapa jenis makanan hingga terbawa arus juga ditandai dengan makna bahwa masyarakat Kalbar ingin selalu hidup rukun dengan sungai sebagai kekayaan daerah.
Bagi masyarakat Kalbar, sungai ini tidak hanya menjadi kebanggaan provinsinya, tapi juga sumber penghasilan alias penyedia rezeki. Semua prosesi ini merupakan tradisi ritual Robo Robo. Budaya Melayu di Kalimantan Barat diadakan setiap hari Rabu di minggu terakhir Safar.
Bulan Safar bagi orang Melayu dianggap sebagai waktu yang penuh berkah, sementara ada pendapat lain yang juga dikatakan membawa bencana.
Sedemikian rupa sehingga dua anggapan ini sangat tepat untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dilindungi dari bencana dan diganti dengan keselamatan.
Di era yang berkembang pesat saat ini, tradisi Robo-Robo tidak hanya dilakukan oleh masyarakat etnis Melayu di Kalimantan Barat yang beragama Islam. Namun kini, suku-suku lain di Kalbar juga ikut dalam Robo Robo, meski agama mereka bukan Islam.
Tradisi ritual Robo-Robo awalnya hanya dilakukan oleh masyarakat Melayu yang tinggal di sekitar Kuala Mempawah, 67 kilometer dari Kota Pontianak. Seiring dengan dinamika zaman, ritual Robo-Robo kini hampir dilakukan oleh seluruh warga Kalbar di berbagai daerah.
Robo-Robo bukan hanya budaya Kalimantan Barat. Robo-Robo juga mengandung esensi sejarah peninggalan nenek moyang masa lalu.
Sejarah Robo-Robo
Semua berawal dari sejarah ketika Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba datang ke Mempawah pada tahun 1148 Hijriah atau 1737 M untuk merebut takhta pewaris Kerajaan Bengkule Rajangkon. Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba berlayar dengan rombongan 40 perahu dari Ketapang ke Kuala Mempawah.
Ketika Opu Daeng Manambon tiba di Kuala Mempawah, seluruh rakyat menyambutnya dengan gembira. Bahkan, setiap rumah warga dihias dengan kain warna-warni dan beberapa orang mengiringi rombongan Opu Daeng Manambon dengan perahu menuju tepi sungai.
Senang dengan sambutan masyarakat Kuala Mempawah, akhirnya Opu Daeng Manambon membagikan semua makanannya kepada masyarakat. Opu Daeng Manambon turun ke tepi sungai dan mengumandangkan adzan kemudian berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan.
Kemudian seluruh warga Kuala Mempawah yang menyambut Daeng Opu Manambon kemudian makan bersama dan makanan disajikan di tepi sungai. Ia pun makan bersama rombongan kapal yang mengiringi Daeng Opu Manambon.
Sehubungan dengan kedatangan Opu Daeng Manambon beserta rombongan berdasarkan perhitungan hijriah yang jatuh pada hari Rabu terakhir bulan Safar, masyarakat Kalbar tetap memperingati momen bersejarah tersebut dengan tradisi Robo-Robo.
Tradisi Robo-Robo bahkan telah turut memperkenalkan potensi budaya Kalimantan Barat dan ekonomi daerah dalam pembangunannya.
Kini, setiap tahun digelar Robo-Robo Festival yang menampilkan berbagai macam ritual yang kaya, bahkan dihadiri oleh para pemimpin negara di kawasan ASEAN.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait