Dinkes Kalbar: Kondisi Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono Stabil

PONTIANAK, iNews.id - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang terpapar Covid-19 tak lagi menjalani isolasi mandiri di rumah. Dia sudah dibawa ke RSUD Soedarso untuk mendapat penanganan medis.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengatakan, Wali Kota Pontianak dalam kondisi stabil.

Baca Juga

Tak Lagi Isolasi di Rumah, Wali Kota Pontianak Dibawa ke RSUD Soedarso

"Keadaan Pak Edi stabil, hanya mengeluh demam dan batuk ringan. Hal itu setelah saya melihatnya dari CCTV di ruang nurse station, Jumat malam (18/6) pukul 23.08 WIB," kata Harisson di Pontianak, Sabtu (19/6/2021).

Dia menjelaskan, Edi tampak sedang istirahat tidur.

Baca Juga

Pembangunan Mal Pelayanan Publik Pontianak Tertunda, Wakil Wali Kota Akui Kendala Biaya

"Tensinya juga bagus, pernapasannya bagus, SpO2 atau saturasi oksigennya 97 hingga 99 persen atau dalam kondisi bagus," ujarnya.

Dia menambahkan, Wali Kota Pontianak tidak punya penyakit gula darah dan tim dokter RSUD Soedarso telah memberikan obat-obatan untuk beliau.

Baca Juga

Sutarmidji Sebut Vaksinasi di Pontianak dan Singkawang yang Terbaik di Kalbar

"Mudah-mudahan Pak Edi secepatnya kembali sehat," ucapnya.

Baca Juga

Sedang Isolasi, Wali Kota Pontianak Imbau Warga Jaga Kesehatan saat Cuaca Ekstrem

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan dirinya sedang melakukan isolasi mandiri sejak Selasa (15/6/2021) pascates usap dengan hasil positif Covid-19.

"Sekarang saya lagi menjalani masa pemulihan dengan istirahat dan mengonsumsi vitamin serta obat dari dokter," ujarnya.

Baca Juga

Hari Ini Kalbar Mulai Vaksinasi Massal di Stadion SSA Pontianak

Dalam kesempatan itu, Edi mengajak masyarakat Kota Pontianak agar bersabar dan menahan diri untuk menyukseskan PPKM  secara ketat hingga 28 Juni mendatang.

"Dengan tetap menerapkan 5 M, seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan menggunakan sabun, jaga jarak, menjauhi kerumunan dan selalu menjaga stamina tubuh, karena saat ini tingkat ketertularan sangat tinggi," ujarnya.

Editor: Donald Karouw