get app
inews
Aa Text
Read Next : Tragis! Perempuan di Pangkalan Bun Hilang saat Mandi di Sungai Seluluk, Ditemukan Tewas

Mengenal Tatung Singkawang, Tradisi Etnis Tionghoa Salah Satu Warisan Budaya Takbenda

Kamis, 27 Oktober 2022 - 11:49:00 WIB
Mengenal Tatung Singkawang, Tradisi Etnis Tionghoa Salah Satu Warisan Budaya Takbenda
Tatung, tradisi etnis Tionghoa di Singkawang saat Cap Go Meh. (Foto: ANTARA)

JAKARTA, iNews.id - Tatung adalah salah satu keunikan budaya masyarakat Tionghoa di Singkawang, Kalimantan Barat. Pawai Tatung muncul dalam perayaan Cap Go Meh.

Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dan memiliki kekuatan supranatural. Tatung digunakan sebagai media ritual untuk menangkal roh jahat dan membersihkan kota dari kejahatan dan nasib buruk. 

Para Tatung juga mempertontonkan atraksi ekstrem berupa unjuk kekebalan menusuk tubuh dengan senjata tajam.

Tatung, tradisi etnis Tionghoa di Singkawang saat Cap Go Meh. (Foto: ANTARA)
Tatung, tradisi etnis Tionghoa di Singkawang saat Cap Go Meh. (Foto: ANTARA)

Mengutip laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, pertunjukan Tatung merupakan simbol pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh.

Atraksi Tatung dipenuhi dengan adegan mistis dan menegangkan.

Pawai Tatung

Seorang pendeta akan memimpin upacara pemanggilan roh untuk merasuki para Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik, yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. 

Roh-roh itu diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tionghoa, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya. 

Pawai Tatung saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang. (Foto: ANTARA)
Pawai Tatung saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang. (Foto: ANTARA)

Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki Tatung yang memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan, dengan tujuan agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.

Perayaan Cap Go Meh di Singkawang secara tidak langsung telah melahirkan akulturasi budaya. Sebab, orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung. Mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. 

Sejak pertama kali datang ke Singkawang, masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini.

Dilarang Orde Baru

Di era Orde Baru, perayaan Imlek khususnya ritual Tatung dilarang dipertontonkan di depan umum. Namun pada era reformasi, mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengizinkan kembali mengizinkan perayaan itu ditampilkan secara umum. 

Bahkan pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri mengesahkan dalam bentuk undang-undang. Dengan demikian, warga Tionghoa di Singkawang kini lebih leluasa untuk menjalankan tradisi atau upacara keagamaan mereka. 

Tatung dan Festival Cap Go Meh di Singkawang menjadi salah satu warisan budaya takbenda (WBTB) asal Kalimantan Barat yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2020.

Keberadaan Tatung juga berpotensi dalam bidang pariwisata. Pawai Tatung telah menarik kedatangan turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut