get app
inews
Aa Text
Read Next : Pusat Gempa Terkini 2 Menit yang Lalu Magnitudo 3,1 Guncang Gunungkidul DIY

Peringatan HMKG Ke-77, BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Indonesia

Senin, 22 Juli 2024 - 07:13:00 WIB
Peringatan HMKG Ke-77, BMKG Gencarkan Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Indonesia
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beri keterangan saat peringatan HMKG Ke-77. (Foto: BMKG)

Penurunan ini sangat signifikan di tengah kondisi Indonesia yang dilanda El Nino pada 2019 dan 2023 yang menyebabkan kemarau lebih kering dan panjang dari biasanya. 

“Ini mengindikasikan OMC berhasil menekan laju kenaikan hotspot pada dua pulau langganan karhutla. Adanya delay lonjakan hotspot mengindikasikan periode kekeringan yang berhasil dipersingkat,” ujarnya. 

Dengan demikian, Dwikorita melihat periode kekeringan yang menjadi sumber pemicu tingginya lonjakan hotspot berhasil dipersingkat karena pada saat periode transisi ke musim kemarau, gambut sudah lebih basah. Air-air yang berhasil disimpan pada kubah gambut juga bisa digunakan untuk water bombing bilamana terjadi karhutla.

Hal yang paling penting dengan basahnya lahan gambut, kemungkinan besar oknum masyarakat yang melakukan pembakaran secara illegal pun akan kesulitan karena gambut dalam kondisi basah. 

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan, area karhutla di Indonesia pada tahun 2023 menurun hingga 29,6 persen jika dibandingkan 2019 serta emisi karbon yang berhasil diturunkan akibat kebakaran hutan pada tahun 2023 mencapai 70,7 persen dibandingkan tahun 2019. 

Lebih lanjut, Seto menjelaskan gambut yang terbakar tidak hanya di permukaan saja namun hingga ke dalam. Sehingga ketika gambut terbakar semakin dalam, asapnya akan semakin pekat dan menimbulkan emisi karbon yang banyak dan memiliki dampak besar seperti mempercepat laju perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan memperburuk kesehatan manusia. 

“Tetapi paling tidak kalau gambutnya dibasahi maka eskalasi kebakaran mampu dikurangi intensitasnya dan emisi karbonnya pun jauh lebih berkurang dibandingkan tahun 2019, ini tentu sangat berkontribusi positif untuk upaya komitmen pemerintah Indonesia terkait perubahan iklim bahwa kita mengurangi emisi karbon,” kata Seto. 

“Selama kegiatan OMC berlangsung penyemaian awan dilakukan pada daerah yang berpotensi menyebabkan hujan di area pembangunan infrastruktur penunjang IKN. Penyemaian awan diprioritaskan pada daerah upwind dengan tujuan awan hujan tidak masuk ke daerah target,” ucapnya lagi.

Kini, pada peringatan puncak HMKG, BMKG berharap OMC ke depan akan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Terpenting, kerja sama antarstakeholder dengan berbagai pihak harus terus digencarkan agar OMC memiliki nilai manfaat yang lebih baik ke depannya. 

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut