Dokumentasi Foto Raden Rubini Natawisastra bersama keluarga. (ANTARA - HO-TP2GD)

Mulai bulan Oktober 1943, aksi-aksi penangkapan terhadap para tokoh yang dianggap terlibat atau berbahaya bagi Jepang diciduk dan kemudian banyak yang dieksekusi di Mandor. 

Koran Borneo Sinbun 1 Juli 1944 memberitakan bahwa Jepang telah mengeksekusi orang-orang yang terlibat dalam komplotan perlawanan. Sebanyak 48 di antaranya dianggap sebagai pemimpin perlawanan, termasuk Rubini dan istrinya, Amalia Rubini.

Selain itu, terdapat nama-nama seperti Sultan Syarif Muhammad Alqadri (Sultan Pontianak), Pangeran Agung, Pangeran Adipati, dokter, insinyur, guru, dan masih banyak kaum intelektual lain, termasuk sultan atau panembahan.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada 2007 menetapkan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah untuk mengenang perjuangan tokoh-tokoh intelektual dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti Rubini dan rekannya.

Namun penghargaan ini dianggap belum cukup. Rubini tahun 2022 diajukan sebagai calon pahlawan nasional.

Kelayakan disebut pahlawan nasional untuk Rubini karena perjuangannya menentang penjajahan Belanda dan Jepang pada masa itu.

Namanya telah diabadikan di sejumlah tempat untuk mengenang jasa dan perjuangannya, seperti nama jalan di Kota Mempawah, Pontianak, dan Bandung, serta RSUD di Mempawah. Rubini juga menjadi nama taman di Mempawah.

Masyarakat Kalimantan Barat menunggu kabar baik tersebut. Penetapan Raden Rubini Natawisastra atau dokter Rubini sebagai pahlawan nasional.


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3 4

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network