get app
inews
Aa Text
Read Next : Aston Pontianak Raih Sertifikat Halal, Bukti Komitmen Jaga Kepercayaan Tamu

Cerita Rakyat Kalimantan Barat: Asal Usul Burung Ruai yang Dianggap Sebagai Jelmaan Putri Raja

Jumat, 12 Agustus 2022 - 13:04:00 WIB
Cerita Rakyat Kalimantan Barat: Asal Usul Burung Ruai yang Dianggap Sebagai Jelmaan Putri Raja
Cerita rakyat Kalimantan Barat: Asal usul burung ruai (Foto: Grapesda Kalimantan)

JAKARTA, iNews.id - Inilah cerita rakyat Kalimantan Barat tentang asal usul burung ruai. Cerita ini memang begitu populer dan dipercaya oleh masyarakat setempat yang berada di Kabupaten Sambas hingga saat ini.

Dari cerita tersebut, burung ruai dianggap memiliki banyak nilai filosofis hingga dijadikan sebagai penghias pakaian adat Suku Dayak. Tak hanya itu, burung yang memiliki bulu-bulu panjang berwarna coklat muda ini juga diabadikan dalam lagu-lagu rakyat di Kalimantan Barat.

Adapun cerita rakyat mengenai asal usul burung ruai berikut ini patut untuk kamu simak. 

Cerita rakyat Kalimantan Barat: Asal usul burung ruai

Pada zaman dahulu, berdirilah suatu kerajaan di kaki Gunung Ruai yang saat ini berada di Kabupaten Sambas,Kalimantan Barat. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana dengan memiliki 7 orang putri yang sangat cantik.

Dari ketujuh anaknya tersebut, si bungsu lah yang paling baik hati jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang memiliki perangai sangat buruk. Oleh sebab itu, sang raja kerap memarahi keenam putrinya dan sebaliknya memanjakan putri bungsunya.

Tanpa sepengetahuan raja, keenam putri tersebut seringkali memperlakukan si bungsu dengan tidak baik. Mereka kerap meminta adiknya untuk melayani mereka.dan akan memukulnya jika menolak atau melakukan kesalahan.

Meskipun demikian, si bungsu enggan untuk melaporkan sikap buruk kakak-kakaknya kepada sang ayah karena merasa sangat takut.
Suatu hari, raja hendak melakukan kunjungan ke negeri tetangga selama dua bulan.

Agar kepemimpinan tak kosong, maka raja menunjuk putri bungsunya yang paling bersikap baik untuk sementara waktu menggantikannya memimpin kerajaan.

Mengetahui keputusan tersebut, keenam kakak si bungsu merasa begitu iri dan merencanakan perbuatan jahat. Keesokan harinya, si bungsu diajak oleh keenam kakaknya untuk mencari ikan dengan menggunakan rotan di sebuah gua.

Setibanya di gua, si bungsu dipersilakan untuk masuk terlebih dahulu dan keenam kakaknya mengikutinya dari belakang. Setelah sampai ke perut gua yang begitu gelap, si bungsu ditinggalkan begitu saja oleh keenam kakaknya.

Ia pun langsung menangis tersedu-sedu ketika menyadari bahwa dirinya sengaja dicelakai oleh kakak-kakaknya dengan ditinggalkan di gua yang gelap seorang diri.

Beruntungnya, tangisan si bungsu ini terdengar oleh kakek-kakek penunggu gua. Kakek ini pun seketika menawarkan bantuan kepada si bungsu agar bisa melepaskan penderitaannya.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut